Selasa, 07 Juni 2022
Margonda, Pejuang Muda di Balik Nama Jalan Utama di Depok
NASIONAL Orang Orang Berpengaruh di Depok Dianugerahi Penghargaan DMC 2022
SAMBUT HUT RI KE-77, APA SAJA TIPS PERSIAPANNYA?
Senin, 06 Juni 2022
Sejarah Kota Depok yang Pernah jadi Negara dan Memiliki Presiden
Tak banyak yang tahu, dulu Depok pernah menjadi sebuah negara tersendiri yang dipimpin oleh presiden sebagai kepala negara sekaligus pemerintahan!
Depok merupakan wilayah setingkat kotamadya di provinsi Jawa Barat yang terbentuk tanggal 27 April 1999, sebelumnya, kota ini merupakan kecamatan di Kabupaten Bogor.
Siapa sangka, di zaman dahulu kala Depok Pernah menjadi sebuah negara tersendiri yang dipimpin oleh presiden sebagai kepala negara sekaligus pemerintahan. Tidak banyak yang tahu tentang sejarah kota Depok, inilah penjelasannya.
Pada akhir abad ke-17, ada seorang saudagar Belanda kaya raya bernama Cornelis Chastelein yang membeli tanah Depok seluas 12,44 km2 dengan harga Rp 2,4 juta. Tanah ini berstatus partikelir, bukan termasuk dari kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Pada abad ke-18, Depok adalah wilayah administratif yang memiliki gemeente bestuur atau pemerintah sipi. Chastelein menjadi penguasa pertama dan pendiri Depok.
Ketika itu, wilayah Depok masih berupa hutan belantara. Dengan bantuan para budaknya yang beradal dari berbagai suku daerah, Chastelein membabat hutan untuk membuka lahan garapan. Cakupan wilayah Depok sangat luas, mulai dari seluruh kawasan Depok sekarang, Pasar Minggu di Jakarta Selatan, hingga Gambir di Jakarta Pusat. Para penduduk pertama yang mendiami Depok adalah para budak milik Chastelein.
Depok memiliki presiden pertama pada tahun 1913 dengan nama pemerintahan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Para presidennya dipilih secara demokratis oleh rakyat. Pusat pemerintahannya berada di titik Kilometer 0 yang ditandai oleh Tugu Depok. Tak jauh dari situ, berdiri gedung pemerintahan yang kini difungsikan sebagai Rumah Sakit Harapan. Presiden hanya menjabat selama tiga tahun saja.
Presiden pertama Depok adalah Gerrit Jonathans yang menjabat pada tahun 1913. Setelah itu terdapat tiga presiden yang memimpin, antara lain Martinus Laurens yang menjabat pada 1921, Leonardus Leander yang menjabat pada 1930, dan Johannes Matjis Jonathans yang menjabat pada 1952. Sangat disayangkan, sama sekali tidak ditemukan catatan terperinci dari masing-masing presiden di masa pemerintahannya.
Bermula
dari warisan menjadi negara
Chastelein adalah sosok penganut katholik yang taat, tidak heran jika ia memiliki sikap yang dermawan pada para budaknya. Sebelum meninggal, 28 Juni 1714 ia berwasiat kepada seluruh budaknya untuk memberikan mereka lahan, rumah, hewan, dan alat pertanian. Ia juga memberikan kemerdekaan setelah sepeninggalnya. Karena khawatir terjadi perebutan, ia menunjuk Jarong van Bali untuk memimpin dan mengatur mereka.
Para budak yang telah meredeka tersebut khawatir sepeninggal Jarong van Bali terjadi perebutan kekuasaan. Akhirnya disepakati untuk menerapkan sistem demokrasi dalam pemilihan pemimpin yang disebut presiden setiap tiga tahun sekali. Tidak ada jabatan wakil presiden, dalam menjalankan tugas-tugasnya, presiden akan dibantu oleh sekretaris. Konsep tatanan pemerintah dibuat oleh pengacara Batavia, dijalankan pada 1913.
Depok diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1952 oleh presiden terakhir, Matijs Jonathans melalui akta penyerahan tanah partikulir. Jika dilihat dari Depok sebagai kotamadya memang usianya baru menginjak 22 tahun. Namun jika dilihat dari sejarah kota Depok sebelum menjadi bagian dari wilayah Jawa Barat, Indonesia, maka usianya bisa mencapai lebih dari tiga abad. Telah merdeka sebelum Indonesia.Polimedia menggelar Vasksinasi Booster
Polimedia menggelar Vasksinasi Booster di Kampus
Polimedia Jakarta untuk aktivitas akademik dan masyarakat sekitar kampus.
Vaksinasi dosis ke tiga ini merupakan kerja sama Polimedia dengan Srengseng
Sawah dan Dinkes Jagakarsa yang menyediakan 300 dosis Vaksin varian AstraZaneca
untuk 2 hari.
Vaksinasi ini di selenggarakan selama dua hari mulai
tanggal 21-22 April 2022 di Gedung PoliMedia Hall E, dari pukul 08.00 pagi
sampai dengan pukul 12.00 siang WIB. Persyaratan untuk vaksin booster ini
adalah memiliki KTP Warga Negara Indonesia, minimal berusia 18 tahun ke atas
dan telah menerima dosis 1 dan 2 yang tercatat di aplikasi PeduliLindungi,
serta telah melakukan pendaftaran online pada link yang sudah disediakan.
Menurut salah satu penyelenggara vaksinasi booster
pada hari ini, sebanyak 93 orang telah divaksinasi di hari pertama. Biasanya,
setelah melakukan vaksin akan diberikan paracetamol untuk meredakan demam atau
pusing yang merupakan efek samping dari vaksin booster ini, namun jika obat
tidak manjur dan ada keluhan lain bisa langsung ke klinik terdekat.
Dengan diadakannya vaksin dosis ke tiga ini dapat
mengupayakan untuk memutuskan rantai penularan COVID-19. Tujuannya dengan
meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan virus Corona.