Selasa, 22 Februari 2022

Asal Usul Belanda Depok

Pada tahun 1696 seorang pejabat tinggi VOC yang juga saudagar asal Belanda,  Cornelis Chastelein membeli tanah seluas 1.244 hektare di daerah yang sekarang disebut Depok.

Cornelis Chastelein membeli 150 budak untuk mengolah tanah tersebut menjadi lahan pertanian. Budak-budak ini diajari agama Protestan. Sebanyak 120 budak memeluk agama Protestan dan ia menjadi 12 marga utama orang Depok.

Ketika  Cornelis Chastelein meningga pada tanggal 28 Juni 1714, ia mewariskan surat wasiat yangdua poinnya memerdekakan budaknya dan memberi tanah Depok kepada budak-budak yang beragama Protestan.

Para budak ini yang telah dimerdekakan mengidentifikasikan diri sebagai orang Belanda dan bergaya hidup ala Barat. Mereka kemudian diidentifikasikan Belanda Depok

Paska kemerdekaan tahun 1945, orang-orang Belanda-Depok menjadi sasaran revolusi dalam peristiwa Gedora Depok.

Jadi, kedekatan dengan orang-orang Belanda mengakibatkan budaya orang-orang 'Belanda-Depok' menyerupai bekas majikannya. Mulai dari bahasa hingga gaya makan dan cara berpakaian, bener mengacu kepada tradisi orang-orang Belanda.

"Gaya hidup mereka memang sangat kebelanda-belanda-an," ungkap Tri Wahyuning M. Irsyam dalam Berkembang dalam Bayang-Bayang Jakarta: Sejarah Depok 1950-1990-an.

Sikap hidup seperti itu menjadikan mereka menjauhkan diri dari lingkungan kaum bumiputra yang ada di sekelilingnya. Eksklusifitas ini otomatis menimbulkan gap sosial yang jauh antara mereka dengan penduduk Depok dari etnis Betawi Ora.

Kalaupun ada kontak, hubungan itu didasarkan pada sistem ordinat-subordinat. Orang-orang 'Belanda Depok' saat itu merasa kedudukan sosialnya lebih tinggi dan pantang berkerja sebagai buruh kasar.