Perkedel bakar khas depok (www.food.detik.com)
Apakah makanan khas Depok? Jika dilihat dari sejarahnya, maka
bisa jadi kuliner satu ini merupakan makanan khas Depok. Kentang tumbuk diisi
daging dan dibumbui rempah-rempah, lalu dipanggang. Jadilah, Perkedel Bakar.
Jarang orang tahu kalau kota Depok memiliki kuliner khas. Kuliner khas
Depok ini ada yang mendapat pengaruh dari Betawi dan ada pula yang dari Belanda.
Khusus dari Belanda, ada perkedel bakar yang merupakan warisan dari
Belanda Depok. Perkedel bakar tersebut memiliki sejarah panjang hingga akhirnya
ditetapkan sebagai kuliner khas Depok.
Umumnya orang mengenal perkedel dimasak dengan cara digoreng. Namun,
kuliner khas Depok yang satu ini justru dibakar, karena itulah disebut juga
perkedel bakar.
Sama seperti perkedel pada umumnya, perkedel bakar ini terbuat dari
kentang tumbuk. Kemudian pada isiannya diberikan daging dan dibumbui
rempah-rempah.
Setelah itu, adonan diletakkan dalam loyang dan dipanggang menggunakan
oven. Rasa perkedel bakar ini kaya akan rempah.
Terciptanya perkedel bakar ini memiliki sejarah panjang. Karena kuliner
khas Depok ini merupakan warisan dari Belanda Depok.
Selintas, makanan ini ibarat menu-menu barat. Memang,
Perkedel Bakar tak bisa lepas dari pengaruh Belanda. Pun, sejarah Depok sangat
erat kaitannya dengan Belanda. Tak heran, istilah "Belanda Depok"
begitu tenar hingga saat ini.
Nah, untuk mengetahui asal-usul Perkedel Bakar, maka perlu
juga diketahui kisah tentang "Belanda Depok" atau lebih pantas
disebut "Komunitas Orang Depok". Mereka adalah orang-orang pertama
yang mendiami Depok.
Ada anggapan bahwa orang-orang yang disebut "Belanda
Depok" adalah keturunan Belanda yang menetap di Depok. Sebenarnya, sejarah
Depok tak lepas dari sosok Cornelis Chastelein. Ia adalah pejabat VOC yang
membeli beberapa lahan, salah satunya Depok.
Depok digarap menjadi perkebunan kopi, lada, kelapa, dan
bambu. Tentu saja, Chastelein memerlukan tenaga kerja untuk menggarap
perkebunan ini. Ia pun mendatangkan tenaga kerja atau budak dari berbagai
daerah dan menempatkan mereka di Depok.
Kembali ke menu Perkedel Bakar. Siang itu, saya mendapatkan
kesempatan dijamu oleh Moesje Yonathan untuk mencicipi aneka kuliner khas
"Komunitas Orang Depok". Bersama-sama komunitas Love Our Heritage,
saya bersiap-siap mencicipi Perkedel Bakar.
Aroma cengkeh menyeruak dari loyang. Moesje, sang juru masak,
menuturkan, sebenarnya resepnya seperti perkedel kentang pada umumnya. Bedanya
adalah menggunakan cengkeh dan lada. Sehingga aromanya begitu khas.
"Sapi dicincang, campur dengan kentang tumbuk, lada,
cengkeh, susu, dan telur," tutur Moesje.
Penggunaan susu juga hal yang membedakan perkedel ini.
Rasanya lebih gurih dan berpadu tepat antara kelembutan kental dan daging sapi
cincang. Moesje sendiri mengaku ada beberapa orang di komunitasnya yang masih
bisa memasak Perkedel Bakar maupun kuliner khas lainnya.
"Saya belajar dari mama saya. Kami tidak punya resep
tertulis. Semua dipelajari turun temurun. Saya sudah bisa masak sejak
remaja," katanya.
Selain Perkedel Bakar, Moesje juga menyediakan Sla dan
Macaroni Schotel. Salad atau dalam Bahasa Belanda disebut Sla ini memiliki ciri
khas berwarna merah menyala karena menggunakan bit. Selain bit, isiannya adalah
kentang goreng, nanas, wortel, buncis, dan timun.