Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan satu harga minyak goreng Rp14.000 per-liter, minyak goreng mulai sulit ditemukan. Dua minggu minyak goreng digelontorkan di ritel modern dan selalu habis terjual hingga berujung kelangkaan. Rak-rak minyak goreng yang kosong di minimarket pun menjadi pemandangan umum belakangan ini. Salah satunya di minimarket Alfamart di kawasan Depok, Jawa Barat. Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia (MPI), minyak goreng subsidi tersebut tak tersedia di rak penyimpanan, yang tersisa hanya dua kemasan minyak goreng tak bersubsidi yang harganya tentu jauh lebih mahal.
Terjadinya kelangkaan itu pun
membuat antrean panjang masyarakat yang mencari minyak goreng tidak
dapat dihindari lagi.
Putri
(25 tahun), seorang karyawan minimarket mengatakan, stok minyak goreng ludes
terjual lantaran warga langsung menyerbu ketika stok minyak goreng kembali
datang. Padahal, minyak goreng baru saja datang pada Sabtu (29/1/2022) kemarin
dan langsung habis terjual. “Baru banget kemarin datang, tapi cuma satu dus,
sedikit stoknya. Langsung habis terjual,” ujarnya kepada MPI, Minggu
(30/1/2022).
Menurut
Putri, meskipun sudah ada kebijakan untuk membatasi pembelian minyak goreng
subsidi yaitu hanya satu kemasan berukuran 2 liter, pembeli tak kurang akal. Berbagai
cara dilakukan, misalnya dengan mengerahkan seluruh anggota keluarga.
Edy menghimbau masyarakat
agar tidak membeli minyak goreng secara berlebihan. Hal tersebut dikhawatirkan akan
memperburuk situasi nantinya. Edy juga mengajak
masyarakat agar membeli minyak goreng secukupnya saja.
Dibalik minyak goreng yang langka, Istana Kepresidenan justru menyalahkan masyarakat yang terkesan membeli minyak goreng secara berlebihan dalam membeli karena takut
kehabisan atau dikenal dengan istilah "panic buying".
Ali Syarief justru merasa heran dengan
pernyataan Istana Kepresidenan yang menyalahkan rakyat dibalik langkanya minyak goreng di berbagai tempat. Sebab, Ali Syarief melanjutkan bahwa minyak goreng sudah mulai berangsur kosong sejak ditetapkannya harga
eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng menjadi satu harga, yakni Rp14 ribu per liter untuk kemasan premium.
Oleh karena itu, Ali Syarief mempertanyakan
siapa rakyat yang membeli minyak gorent secara berlebihan hingga menyebabkan
kelangkaan, sebagaimana dikatakan Istana Kepresidenan.
"Jadi siapa rakyat yang beli
berlebihan itu?," ujar dia mengakhiri cuitan tersebut.